BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Yakop Taragi, seorang petani buah nanas di kampung Taroi, Aranday, Kabupaten Teluk Bintuni berharap pemerintah daerah dan perusahaan migas BP Tangguh memperhatikan potensi perkebunan nanas di kampungnya.
Yakop yang rumahnya dikelilingi dengan kebun nanas mengusulkan agar nanas dari kampungnya dapat dikembangkan menjadi komoditi unggulan sehingga akan memperluas pemasaran dan memberdayakan para petani buah nanas di Kampung Taroi.
“Saya suda berkebun nanas selama kurang lebih 20 tahun. Saya melihat tanah disini sangat cocok untuk ditanami nanas. Awalnya saya hanya memanam lima pohon saja. Tetapi setelah saya lihat ternyata pohon buah nanas ini bisa tumbuh dengan subur dan menghasilkan buah yang baik, rasanya juga sangat manis lalu saya menanam lebih banyak,” ujarnya kepada media ini, Rabu (7/6/2023).

Yakop menyebut, dalam sehari dirinya bisa memanen hingga 30 buah nanas. Hasil panen nanasnya dikonsumsi sendiri dan dibagikan ke tetangga sekitar lantaran di kampungnya tidak ada yang mau membeli buah nanas karena hampir semua warganya menanam pohon buah nanas.
“Yang biasa membeli buah nanas saya yakni para guru dan dokter. Satu buah nanas saya hargai Rp 20.000,00. Harapan saya ada perhatian dari pemerintah kabupaten Teluk Bintuni untuk mengembangkan nanas di kampung kami menjadi komoditi unggulan,” katanya.
“Jadi, masyarakat bisa hidup tidak hanya bergantung dari dana kampung saja tapi juga dari perkebunan sendiri, selain sagu dan udang yang menjadi komoditi unggul di Taroi,” sambung Yakop.
Dirinya juga berharap pihak perusahaan migas BP Tangguh juga bisa membantu mengembangkan kebun nanas warga di Taroi dan warga juga bisa memasok buah nanas ke BP Tangguh guna menambah pendapatan. (MW)