BerandaKesehatanGelar HUT Ke-8, dr. Sylvia; Mengisahkan Perjalanan Berdirinya RSUD Sofifi

Gelar HUT Ke-8, dr. Sylvia; Mengisahkan Perjalanan Berdirinya RSUD Sofifi

Sofifi – Tepat 12 Januari 2025 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sofifi berusia 8 tahun, diusia yang dibilang masih belia ini RSUD yang berdiri ditengah pusat ibu kota Provinsi Maluku Utara (Malut) tersebut, telah banyak memberikan dedikasinya dibidang pelayanan kesehatan, terhadap daerah maupun masyarakat khususnya masyarakat di daratan Halmahera.

Direktur RSUD Sofifi, dr. Sylvia Umaternate, dalam sambutannya saat merayakan Hari Jadi RSUD ke-8, di Balai Room lantai dua RSUD Sofifi pada Senin 12 Januari 2025 kemarin, mengisahkan perjalanan awal hingga berdirinya rumah sakit daerah milik pemerintah provinsi tersebut.

“Sebelum ditetapkan pemerintah sebagai rumah sakit defenitif, rumah sakit ini awalnya dijadikan sebagai unit dua RSUD Chasan Boesoirie (CB) Ternate. Hal ini berdasarkan pembicaraan dirinya dengan Menteri Kesehatan RI, saat melakukan perjalanan dari Ternate menuju Sofifi saat itu,” pungkas Sylvia.

Lanjut Sylvia, melalui pembicaraan itu oleh pihak Kementrian Kesehatan, pihaknya diperbolehkan untuk menjadikan RSUD Sofifi sebagai unit dua RSUD CB Ternate. Namun dengan berjalannya waktu ada hambatan yang dialami pihaknya, dikarenakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, tidak melayani pasien dilain wilayah.

“Jadi saat itu kami mengalami hambatan terkait dengan pelayanan BPJS Kesehatan, hal ini dikarenakan untuk RSUD Sofifi BPJS layanannya di Kota Tidore Kepulauan, sehingga kami harus buatkan suatu sistem manajemen pengelolaan RSUD secara mandiri,” ungkapnya.

dr. Sylvia, yang juga merupakan salah satu motivator berdirinya RSUD Sofifi ini pun mengisahkan awal perjalanan pembentukan sistem manajemen pengelolaan RSUD secara mandiri, guna mendapatkan pelayanan BPJS Kesehatan tanpa harus bergantung pada rumah sakit yang lain, baik itu rumah sakit Tidore maupun rumah sakit CB Ternate.

“Dengan berbagai upaya yang kami lakukan untuk meyakinkan pemerintah atas keberadaan rumah sakit Sofifi, maka saat itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut, menerima upaya kami dan mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub), terkait dengan berdirinya RSUD Sofifi sebagaimana dimaksud,” dikisahkan Sylvia.

Melalui Pergub tersebut lanjut, Sylvia, kemudian Pemprov Malut, mengangkat dan melantik dirinya untuk menjadi Direktur, yang juga merupakan Direktur pertama RSUD Sofifi. Dimana waktu itu dirinya dilantik bersamaan dengan Pj Gubernur Maluku Utara, Samsuddin Abdul Kadir, yang juga dilantik sebagai Pj Bupati Morotai tepatnya pada bulan September 2016.

“Pada saat saya dilantik waktu itu belum ada izin operasional rumah sakit, sehingga belum bisa menjalankan sistem pengelolaan rumah sakit sebagaimana mestinya. Setelah beberapa bulan kemudian pasca saya dilantik barulah tepat di tanggal, 12 Januari 2017 Pemprov Malut menerbitkan izin operasional rumah sakit Sofifi,” ujar Sylvia.

Sambung Sylvia, dari sinilah pihaknya menetapkan ulang tahun rumah sakit Sofifi, jatuh tepat pada 12 Januari setiap tahunnya, dimana tanggal hari jadi RS ini ditetapkan bersamaan dengan terbit izin operasional dimaksud.

Lebih lanjut Sylvia, menjelaskan terkait dengan BPJS Kesehatan pihaknya tidak serta merta mendapatkan pelayanan, pada saat izin operasional RS diterbitkan Pemprov, dikarenakan rumah sakit belum memiliki akreditasi sebagai prasyarat untuk mendapatkan pelayanan BPJS Kesehatan dimaksud.

“setelah mendapatkan izin operasional dan mulai mengelola sistem manajemen rumah sakit secara mandiri, kami belum mendapatkan pelayanan BPJS Kesehatan dikarenakan rumah sakit belum memiliki akreditasi sebagai syarat pelayanan BPJS. Namun berjalannya waktu pada 2019 bertepatan dengan bencana non alam yakni Covid-19, maka Kemenkes membolehkan pelayanan pasien menggunakan BPJS Kesehatan,” terangnya

Sylvia, mengungkapkan bahwa, RSUD Sofifi memang menandatangani kerjasama dengan BPJS Kesehatan berbeda dengan rumah sakit lainnya, sebab penandatangan kerjasama dilakukan sebelum akreditasi, melainkan karena kondisi saat itu. Barulah di tahun 2023 RSUD Sofifi terakreditasi, berkat komitmen dalam kerja-kerja pelayanan kesehatan di rumah sakit itu sendiri.

“Sejak berdiri hingga 8 tahun kami lewati, Alhamdulillah, pegawai yang tadinya hanya saya sekarang RSUD Sofifi sudah memiliki kurang lebih 400 orang pegawai,” bebernya.

Sylvia, juga tidak lupa bersyukur atas kerja keras pihaknya hingga pada tahun 2024 kemarin, berhasil mendapat penilaian pelayanan terbaik dari Ombudsman, yang mana dari 5 instansi yang terpilih dalam penilaian tersebut, RSUD Sofifi berhasil meraih peringkat pertama, kategori instansi dengan pelayanan terbaik.

“Olehnya itu saya terus mengajak seluruh pihak terutama pegawai kesehatan dilingkungan RSUD Sofifi, untuk terus berusaha memberikan pelayanan terbaik dalam bidang kesehatan, hingga menjadi pelayanan prima. Sehingga diulang tahun yang ke-8 ini, kami juga menggelar lomba inovasi, diantaranya lomba ruangan terbaik, senam kreasi, flyer kesehatan dan inovasi ruangan,” sebutnya.

Sebagaimana yang disampaikan Pj Gubernur, kata Sylvia, bahwa tidak bisa pelayanan itu standarnya terus biasa-biasa saja. Namun harus ada inovasi kreatif dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, sebab nantinya kita tidak hanya bersaing dengan RS milik pemerintah saja, numu kita akan bersaing ketat dengan RS swasta yang terus memberikan pelayanan kesehatan yang excellent terbaik.

Perlu diketahui RSUD Sofifi untuk tahun ini juga sudah punya kamar operasi tinggal menunggu fasilitas peralatan, dan ditargetkan paling lambat pertengahan tahun 2025 sudah bisa melayani pasien operasi,” ungkapnya.

Sylvia mengaku, untuk tenaga dokternya baik dokter kandungan, dokter bedah serta spesialisasi sudah ada, baik itu spesialisasi empat dasar yakni penyakit dalam, kesehatan anak, Bedah, Obstetri dan ginekologi maupun spesialis penunjang lainnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru