Labuha – Penunjukan H. Muhammad Thoriq Kasuba, oleh Yayasan Al-khaairat, Halmahera Selatan (Halsel) sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Al-khaairat (STAIA) Labuha, mendapat penolakan dari mahasiswa.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini, Senin (21/4), aksi penolakan terhadap Thoriq tersebut berlangsung sejak Sabtu, 19 April 2025 hingga hari ini, dimana aksi ini disertai dengan pemalangan pintu masuk bagian gedung rektorat SATAI, sehingga aktifitas pegawai di rektorat pun berjalan tidak maksimal.
Aksi penolakan ini dilakukan karena dinilai bahwa penunjukan Thoriq, oleh pihak Yayasan sebagai Ketua STAIA Labuha, telah melanggar peraturan menteri (Permen) Kementrian Agama RI, sebagai mana Surat Edaran (SE) Nomor: B-2956/DJ-I/HK-007/12)2020, Tentang jabatan Rektor/Ketua PTKSI, yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam, tertanggal 11 Desember 2020.
Selain pemalangan pintu masuk bagian depan gedung Rektorat, aksi ini juga mempengaruhi aktifitas belajar mengajar, dikarenakan semua mahasiswa ikut aksi penolakan terhadap Thoriq, sehingga proses belajar mengajar dipending sementara waktu.
Adapun poin-poin yang menjadi tuntutan dalam aksi tersebut diantaranya yakni;
1. Mahasiswa STAIA menolak ketua STAIA yang di tunjuk oleh Yayasan karena inprosedural
2. H. Muhammad Thoriq Kasuba dinilai tidak memenuhi persyaratan legalitas formal sebagai ketua STAIA yang tercantum dalam edaran kementrian agama dan Kopertais wilayah VIII
3. H. Muhammad Thoriq Kasuba tidak pernah menjadi dosen di STAIA, tidak memiliki NIDN, Pangkat Akademik dan jabatan fungsional jadi tidak layak memimpin STAIA karena non prosedural sesuai aturan berlaku
4. Mahasiswa meminta agar pihak Yayasan segera mencabut SK penunjukan Thoriq sebagai ketua STAI Al-khaairat Labuh, karena tidak memenuhi syarat.
Para mahasiswa ini pun mengecam jika pihak Yayasan tidak segera menindak lanjuti tuntutan mereka ini, maka seluruh aktivitas di STAIA Labuha akan di boikot total, dalam waktu yang tidak ditentukan.
