BerandaKesehatanSukseskan Program BIAN, Dinkes Ajak Media Sosialisasi Imuniasi Rutin Bagi Anak

Sukseskan Program BIAN, Dinkes Ajak Media Sosialisasi Imuniasi Rutin Bagi Anak

MANOKWARI, JAGAMELANESIA.COM – Dampak dari pandemi Covid-19 telah mengakibatkan cakupan Imunisasi rutin lengkap bagi anak di wilayah Provinsi Papua Barat rendah. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).

Oleh sebab itu, Dinkes Papua Barat ajak wartawan melalui media resmi untuk melakukan sosialisasi melalui pemberitaan kepada masyarakat tentang imunisasi rutin bagi anak di wilayah Papua Barat.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat mencatat bahwa sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difteri, tetanus, campak, rubelia, dan polio.

Kemudian berdasarkan data rutin terbaru Kementerian Kesehatan RI, cakupan Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,24 pada tahun 2020 menjadi 79,64 pada tahun 2021.

Untuk di Provinsi Papua Barat sebagaimana dijelaskan oleh Kabid KB dan P2P Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat dr. Nurmawati bahwa cakupan Imunisasi dasar lengkap juga mengalami penurunan sejak pandemi COVID-19 selama 2 tahun terakhir, yakni dari 84,14 pada tahun 2019 turun menjadi 66,4% di tahun 2020 dan 60,4% pada 2021.

Dengan demikian dr. Nurmawati mengatakan bahwa tentunya penurunan IDL tersebut sangat berisiko terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa) Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan imunisasi (PD31). Untuk kasus PD3I di Papua Barat, kasus positif campak atau Rubela masih ditemukan hampir di setiap tahunnya.

Menurut Nurmawati bahwa penilaian risiko campak nasional, Papua Barat merupakan provinsi dengan risiko sangat tinggi. Pada tahun 2018 dan 2019, Papua Barat juga mengalami KLB Difteri dimana terdapat kematian kasus akibat difteri pada tahun 2018 dan 2019. Selain Campak dan Difteri, menurut penilaian risiko polio nasional, Papua Barat merupakan provinsi dengan risiko tinggi.

“Penurunan cakupan imunisasi rutin baru-baru ini disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19” sebut Nurmawati saat diskusi bersama wartawan, Kamis (19/5). 

Lebih lanjut, survei Kementerian Kesehatan dan UNICEF yang dilakukan pada tahun 2020, juga menemukan bahwa setengah dari orang tua dan pengasuh yang disurvei enggan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 atau khawatir tidak ada protokol kesehatan yang tepat.

Untuk itulah, kata dia, saat ini pemerintah berupaya memulihkan cakupan yang hilang akibat gangguan kegiatan imunisasi terkait COVID-19 dengan menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) ditahun 2022 ini.

Dalam pelaksanaan BIAN terdapat 2 kegiatan utama yakni imunisasi tambahan dengan pemberian satu dosis imunisasi campak rubella yang diberikan kepada anak umur 9 bulan sampai 12 tahun, dan kegiatan selanjutnya yakni imunisasi kejar dengan pemberian satu atau lebih jenis imunisasi akan diberikan kepada anak berusia 1-5 tahun, maka untuk melengkapi status imunisasi yang belum lengkap ketika masih bayi atau berumur dibawah 1 tahun.

“BIAN di Papua Barat akan dilaksanakan mulai Mei-Juni 2022 diseluruh wilayah Provinsi Papua Barat, dengan pelayanan imunisasi selama BIAN akan diberikan di Puskesmas, Posyandu, PAUD, TK/RA, dan SD/MI. Sehingga para orang tua dan pengasuh anak dapat membawa dan memastikan anaknya untuk mendapatkan imunisasi” ungkap Nurmawati. 

Sasaran BIAN di Papua Barat, tambah dia, untuk imunisasi tambahan campak dan rubeila pada usia 9 bulan-12 tahun sebanyak 241.241 anak dan imunisasi kejar dengan sasaran usia 1-5 tahun diperkirakan sebanyak 51.791 untuk imunisasi IPV, 33.800 untuk imunisasi OPV, dan 20.165 untuk imunisasi OPTHB-Hib.

Adapun sasaran terbanyak pelaksanaan BIAN terdapat di kabupaten Manokwari dan Kota Sorong. Kegiatan imunisasi tambahan campak dan rubella dalam BIAN 2022 ini sama dengan pemberian imunisasi campak dan rubelia tahun 2018 yang lalu dimana pada tahun 2018 Provinsi Papua Barat menjadi provinsi pertama di luar Jawa-Bali yang berhasil mencapai cakupan 954.

Untuk itu, sangat diharapkan partisipasi dari stakeholder dan masyarakat untuk menyukseskan pelaksanaan BIAN tahun 2022 dan mengulang kembali kesuksesan tahun 2018 lalu demi meningkatkan status Kesehatan anak kita yang terlindung dari bahaya berbagai penyakit menular yang mematikan.

Vaksin yang digunakan dalam pelaksanaan BIAN ini adalah vaksin imunisasi rutin yang selama bertahun-tahun telah diberikan ke anak-anak pada saat pemberian imunisasi ketika bayi.

Jadi vaksin yang digunakan aman dan telah disuntikkan sejak dulu dan terbukti mampu memberikan kekebalan terhadap anak dalam mencegah penyakit seperti difteri, tetanus, campak, rubella, dan polio. (WRP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru