PAPUA NUGINI, JAGAMELANESIA.COM – Pemerintah Papua Nugini (PNG) berencana memulai vaksinasi Covid-19 pada hari senin depan. Sebanyak 8000 dosis vaksin AstraZeneca kiriman dari pemerintah Australia dilaporkan akan tiba di PNG pada minggu ini dan segera didistribusikan kepada kelompok prioritas. Sedangkan vaksinasi Covid-19 tahap pertama di PNG direncanakan akan diberikan kepada para petugas medis sebagai garis terdepan penanganan kasus Covid-19.
Pemerintah PNG berharap ketersediaan vaksin Covid-19 tersebut dapat membantu menekan penyebaran virus Corona yang sangat tajam di negaranya. Akan tetapi, harapan pemerintah PNG telah terbayangi ketat oleh keraguan yang muncul justru dari para petugas medis garis terdepan. Hal itu kini menjadi polemik di PNG mengingat pemerintah PNG tidak mewajibkan vaksinasi Covid-19 bagi warganya.
Laporan jurnalis RNZ Pasific, Johnny Blades pada Jumat (26/3) menyampaikan bahwa terdapat keraguan atau sikap skeptis dari mayoritas petugas medis di PNG untuk menerima vaksin Covid-19. Laporan Blades menyebutkan bahwa berdasarkan keterangan yang diperolehnya dari seorang perawat di Port Moresby mengatakan muncul sejumlah pertanyaan terkait keamanan vaksin yang akan disuntikkan ke tubuh mereka.
Menurut perawat itu, pertanyaan mengarah kepada efek samping penggunaan vaksin AstraZeneca bagi penerima. Terlebih adanya kasus pembekuan darah sebagai efek samping dari vaksin AstraZeneca. Ia melaporkan bahwa sekitar 96 persen para petugas medis di Post Moresby belum memberikan persetujuan untuk menerima vaksin AstraZeneca.
“Dari tanggapan tersebut, saya akan mengatakan sekitar 96 persen belum memberikan persetujuan mereka untuk memiliki vaksin, sampai dan kecuali efek samping dari vaksin tersebut digariskan dengan baik, karena itu adalah hal-hal yang tidak kita ketahui yang kita ketahui. belum benar-benar disadari,” dikutip dari RNZ Pasific pada Jumat (26/3).
Keraguan yang muncul di kalangan petugas medis PNG kemungkinan besar beruntun juga berdampak kepada masyarakat. Menurut perawat tersebut, karakteristik masyarakat desa di PNG terutama sangat meyakini dan menjadikan rujukan apa yang disampaikan oleh para petugas kesehatan. Oleh karena itu, para petugas kesehatan berharap pemerintah dapat menjelaskan pertanyaan mereka sekaligus menghilangkan keraguan sehingga bersedia untuk menerima vaksin AstraZeneca.
“Di Papua Nugini, orang-orang yang memiliki informasi disebut intelek. Begitu anda berbicara dengan suku Anda, orang-orang Anda di desa, mereka akan percaya segalanya dan apa pun dari Anda, bahwa apa yang kami katakan itu benar karena kami berpendidikan,” ujar perawat PNG.
Sementara itu, kondisi kasus Covid-19 di PNG terus melonjak tajam. Hingga hari ini, kasus Covid-19 terus bergerak dan hampir menyentuh angka 5000 kasus. Lonjakan tajam tersebut terjadi dalam waktu yang singkat yaitu dalam waktu dua minggu terakhir. Sedangkan jumlah kematian telah mencapai 40 kasus. Meskipun tidak mewajibkan, pemerintah PNG berharap kerja sama seluruh masyarakat dalam perang melawan virus Corona. (UWR)