TIONGKOK, JAGAMELANESIA.COM – Pada 18 November 2025, Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Dr. Filep Wamafma, menghadiri dan menyampaikan sambutan pada Konferensi Pencocokan Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan ASEAN–Tiongkok, yang berlangsung di Fuzhou Strait International Conference & Exhibition Center dari pukul 09.30 hingga 12.00 waktu setempat, sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ASEAN–China Week 2025.
Acara ini dihadiri oleh para pejabat tinggi dari ASEAN dan Tiongkok, antara lain Sekretaris Jenderal Pusat ASEAN–Tiongkok Bapak Shi Zhongjun, Wakil Wali Kota Kota Fuzhou Bapak Liang Dong, pimpinan Provinsi Fujian, perwakilan delegasi Malaysia, Duta Besar Myanmar untuk Tiongkok, serta unsur pemerintah Kota Fuzhou dan delegasi lain dari berbagai negara anggota ASEAN.
Dalam sambutannya, Dr. Filep menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Fujian dan seluruh penyelenggara ASEAN–China Week 2025 yang telah menghadirkan forum penting ini.
“Konferensi ini menjadi momentum strategis bagi ASEAN dan Tiongkok untuk memperkuat solidaritas, memperluas jejaring ekonomi, serta membangun fondasi kerja sama yang lebih tangguh di tengah dinamika ekonomi dan perdagangan global yang terus berkembang,” ujarnya.
Dr. Filep menyoroti bahwa dunia saat ini menghadapi tantangan besar seperti perang tarif, ketegangan geopolitik, disrupsi rantai pasok, hingga percepatan transformasi teknologi. Menurutnya, kondisi tersebut menuntut negara-negara di kawasan untuk lebih adaptif dan memperkuat kolaborasi. Karena itu, forum pencocokan kerja sama ekonomi dan perdagangan ini menjadi sangat relevan untuk mendorong langkah-langkah konkret yang mampu memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
“Saya menekankan pentingnya memperkuat kolaborasi ASEAN–Tiongkok dalam digitalisasi ekonomi, transisi menuju ekonomi hijau, penguatan ketahanan pangan, dan percepatan penyederhanaan regulasi investasi. Ia menilai kerja sama di sektor-sektor tersebut akan membuka peluang besar bagi pelaku usaha, terutama UMKM, untuk terhubung dengan pasar yang lebih luas, meningkatkan kapasitas produksi, serta mengakselerasi pertumbuhan ekonomi kawasan,” sebutnya.
Indonesia, ujar Dr. Filep, telah mendorong berbagai program percepatan digitalisasi UMKM yang dapat diintegrasikan dengan pengalaman dan teknologi dari negara-negara ASEAN dan Tiongkok. Selain itu, Dr. Filep juga menekankan pentingnya investasi bersama dalam energi terbarukan dan pembangunan pusat riset pertanian modern sebagai upaya mencapai ketahanan pangan kawasan.
Ia menyampaikan bahwa keberlanjutan lingkungan dan stabilitas ekonomi harus berjalan beriringan, dan ASEAN–Tiongkok memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan pertumbuhan yang ramah lingkungan.
“Dalam konteks fasilitasi investasi, penyederhanaan perizinan dan regulasi menjadi kunci untuk mempercepat arus barang, jasa, dan modal. Semakin efisien proses investasi, semakin besar peluang bagi negara-negara ASEAN untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan produktivitas, dan memperkuat daya saing kawasan,” kata Filep.
Tak hanya itu, Dr. Filep juga menyampaikan pentingnya membangun mekanisme kerja sama yang sistematis, termasuk percepatan konektivitas infrastruktur lintas batas, pengembangan klaster industri bersama, dan peningkatan kapasitas bagi UMKM agar dapat naik kelas dan masuk ke rantai pasok global.
“Saya mendorong pembentukan daftar peluang investasi yang jelas dan terbuka sehingga pelaku usaha dari kedua belah pihak dapat dengan mudah memetakan potensi kolaborasi,” urainya.
Menutup sambutannya, Dr. Filep menegaskan komitmen Indonesia untuk terus berperan aktif sebagai jembatan penghubung dalam memperkuat hubungan ASEAN–Tiongkok, baik melalui diplomasi ekonomi, kerja sama antarparlemen, maupun kemitraan pelaku usaha. Ia mengajak seluruh peserta konferensi untuk memanfaatkan forum ini sebaik-baiknya guna menghasilkan kesepakatan yang konkret dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat di kawasan.







