JAGAMELANESIA.COM – Amerika Serikat (AS) melalui Food and Drug Administration AS dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (FDA dan CDC) memberikan rekomendasi penghentian vaksin Johnson & Johnson di CNMI. Vaksin J&J, vaksin dosis tunggal merupakan salah satu vaksin Covid-19 yang digunakan di CNMI selain Moderna dan Pfizer / BioNTech dan penggunaannya lebih diutamakan untuk warga di pulau terpencil CNMI karena keunggulannya dengan cukup sekali pemberian suntikan.
Rekomendasi tersebut disampaikan setelah pihak AS menerima laporan ditemukannya 6 kasus pembekuan darah di negaranya. Meskipun prosentase kasus pembekuan darah sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah penduduk AS yang telah menerima vaksin J&J yaitu lebih dari 6,8 juta orang. Penghentian sementara vaksin J&J juga dilakukan di AS dan diumumkan melalui akun Twitter FDA AS, @US_FDA pada Selasa (13/4).
“Hari ini, FDA dan CDC mengeluarkan pernyataan terkait vaksin Johnson & Johnson. Kami merekomendasikan penundaan penggunaan vaksin ini karena begitu banyak peringatan,” demikian pernyataan FDA melalui Twitter @US_FDA.
Sementara itu, atas rekomendasi tersebut, Radio New Zealand Pasific pada Rabu (14/4) melaporkan bahwa otoritas kesehatan CNMI, Commonwealth Healthcare Corporation memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin J&J di negaranya. Meskipun demikian, pihaknya menyampaikan bahwa hingga kini sejumlah kecil penduduk CNMI telah menerima vaksin J&J dan belum melaporkan efek samping yang merugikan.
Lebih lanjut, otoritas kesehatan CNMI menekankan bahwa pihaknya mengutamakan kehati-hatian dalam penggunaan vaksin Covid-19 untuk penduduk CNMI. Oleh karena itu, pihak korporasi kesehatan di CNMI hanya akan menggunakan vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna hingga J&J diizinkan untuk digunakan kembali.
Diketahui rekomendasi penghentian sementara oleh AS juga dilatarbelakangi pertimbangan adanya laporan dari Eropa yang menemukan kemungkinan hubungan antara vaksin AstraZeneca dan masalah pembekuan darah langka serupa yang menyebabkan sejumlah kecil kematian. Sedangkan AS melaporkan bahwa penggunaan dua vaksin lainnya, Moderna dan Pfizer / BioNTech belum ditemukan adanya kasus pembekuan darah diantara penduduknya. (UWR)