BerandaDaerahNiko Kawab: Warisan Budaya dan Keindahan Alam Idoor Layak Diperkenalkan ke UNESCO

Niko Kawab: Warisan Budaya dan Keindahan Alam Idoor Layak Diperkenalkan ke UNESCO

IDOOR, JAGAMELANESIA.COM – Salah seorang tokoh masyarakat Kampung Idoor, Niko Kawab menyampaikan perlunya memperkenalkan warisan budaya dan keunikan alam di Kampung Idoor, seperti Patung Suwona Kawab dan Lembah Rorandey yang bisa ditetapkan sebagai terusan dan lintasan burung taun-taun berparuh panjang kepada organisasi internasional PBB UNESCO.

“Saat saya berada di kampung Idoor ini bisa saya katakan suara dari moyang kami Oyang Suwona, beliau adalah tokoh penggagas masuknya terang Injil di tanah Rorandey. Beliau adalah inspirasi bagi kami anak-anak muda di tanah Rorandey,” ujarnya kepada Jagamelanesia, Minggu (18/6/2023).

Jujur bisa saya katakan, jika Oyang Suwona tidak meletakkan api injil kebenaran di tanah Rorandey maka tidak ada satu pun dari tanah Rorandey ini menjadi orang-orang hebat seperti saat ini,” sambungnya.

Di kesempatan ini, Niko hendak menyuarakan sejarah itu agar bisa bisa menjadi inspirasi bagi generasi yang akan datang. Ia juga menjelaskan, lintasan tanah Rorandey atau lembah Idoor ini merupakan zona lintasan terbang dan tempat makan satwa burung Taun Taun berparuh panjang yang setiap pagi dan petang melintasi lembah ini.

“Oleh sebab itu, melalui dinas terkait kita usulkan beberapa keajaiban alam yang ada di wilayah ini seperti terusan lintasan terbang satwa burung Taun Taun di lembah Idoor, ombak tiga dan air pasang di sungai Naramasa dan tentu masih ada lagi yang lain, untuk digaungkan hingga ke UNESCO untuk memberikan penilaian apakah dapat masuk sebagai tempat wisata dunia dan juga menjadi warisan dunia yang perlu dijaga dan dilestarikan,” kata Niko.

Di kampung Idoor, pengunjung akan ditawarkan dengan pesona alam yang eksotis, menajubkan, seperti memantau ribuan burung taun-taun yang terbang melintasi terusan lembah Rorandey pada pukul 5 pagi dan kembali pada pukul 5 sore setiap hari. Lalu, pada sore hari, kita juga akan melihat ribuan burung kelelawar bersayap lebar terbang melintasi lembah ini bersamaan dengan pulangnya burung taun taun. Jadi memang kampung Idoor punya cerita bagi para pecinta alam,” jelasnya menambahkan.

Selain itu, lanjut Niko, ‘ombak tiga’ memiliki keunikan tersendiri saat sore hari tepatnya pada pukul 15.00 WIT yang terlihat ombak tiga dan dua belas masuk di sungai Naramasa. Menurutnya, keajaiban ini sudah terjadi sejak adanya dulu hingga kini. Namun dirinya menyayangkan masuknya aktivitas manusia yang cukup menganggu keberadaan keunikan alam di Idoor itu.

“Masuknya para pedagang, dan terjadinya investasi di Bintuni banyak memberikan dampak tidak baik terhadap tempat dan situs sejarah seperti nelayan-nelayan pencari udang yang hilir mudik menebarkan pukatnya di muara-muara sungai, salah satunya sungai Naramasa dan memberikan perubahan terhadap struktur dan permukaan lintasan ombak tiga. Sehingga lambat laun berpengaruh pada frekuensi getar dan bunyi ombak itu sendiri,” tambah Niko Kawab.

“Dulu sebelum adanya perahu-perahu nelayan udang, jalur masuk ombak tiga itu luas dan bunyinya bergemuruh besar. Kita berada di ujung muara modan bisa mendengar hingga di bukit Ebro. Sekaran masih, hanya frekuensinya sudah merendah,” lanjutnya.

Dirinya pun mengharapkan adanya kajian khusus agar Idoor dapat menjadi kampung wisata dan lintasan burung taun taun serta kelelawar bisa menjadi daya tarik tersendiri selain air terjun Sororot dan Batu Mawi di gunung Nasei serta telaga Kambumas di dataran Bitrom. (MW)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru