BerandaEkonomiPresiden Dorong Percepatan Investasi Pengembangan Ekosistem Baterai Mobil Listrik di Papua Barat...

Presiden Dorong Percepatan Investasi Pengembangan Ekosistem Baterai Mobil Listrik di Papua Barat dan Bantaeng

JAKARTA, JAGAMELANESIA.COM – Percepatan realisasi investasi pengembangan ekosistem baterai mobil listrik di Kawasan Industri Hijau Bantaeng, Sulawesi Selatan dan Papua Barat terus digenjot. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan Presiden Jokowi meminta realisasi investasi itu selesai September 2023 mendatang.

Bahlil menuturkan arahan itu disampaikan pada rapat yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (31/5/2023). Percepatan yang dimaksud adalah pada proses perizinan dengan tetap sesuai mekanisme dan aturan yang berlaku.

“Kita akan melakukan percepatan investasi ini karena akan dibangun dalam kawasan industri yang menggunakan energi hijau, seperti tenaga angin di Sulawesi, yaitu di Bantaeng. Rencana ini akan segera dilaksanakan. Selain itu, kami juga menggunakan tambang nikel dari Papua yang sedang dalam proses,” ujar Bahlil dalam siaran pers tertulisnya, dikutip Kamis (1/6/2023).

“Intinya, kita harus mengikuti mekanisme dan melaksanakan percepatan sesuai dengan aturan yang berlaku. Percepatan yang dimaksud oleh Presiden adalah percepatan dalam proses administrasi dan mekanisme sesuai dengan aturan yang dapat dipercepat,” jelasnya.

Bahlil mengatakan, seluruh proses hingga groundbreaking di lokasi diharapkan berjalan efektif dan efisien yakni sesuai target waktu dan arahan Presiden.

“Jangan kita lambat hanya dengan kajian terus. negara ini terlalu banyak kajian sampai prinsip kita arahan bapak presiden jelas minta percepatan di bulan September semua sudah selesai,” sambungnya.

Ia menjelaskan, investasi yang akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy itu akan memakai tenaga angin di Sulawesi di Bantaeng. Menurutnya, investasi Inggris akan membangun pabrik baterry cell dengan kapasitas 20 gigawatt di Bantaeng.

Pembangunan pabrik dilakukan oleh perusahaan Inggris EVision, perusahaan Swiss Glencore, perusahaan Belgia Umicore, dan PT Antam dari Indonesia. Total investasinya kurang lebih sekitar US$ 9 miliar atau sekitar Rp 135 triliun (kurs Rp 15.000).

“Perusahaan-perusahaan yang terlibat antara lain Glencore dari Swiss, Envision dari Inggris, dan Umicore dari Belgia. Mereka bekerja sama dengan Antam dan pengusaha nasional di Indonesia. Total investasi sekitar 9 miliar dolar AS,” ujarnya.

“Kalau bisa kita percepat kita lakukan ini investasi pembangunan baterai mobil merambah sampai baterry cell,” tambahnya.

Lebih lanjut, Bahlil berharap, melalui kerjasama, baterai listrik yang dihasilkan akan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri dan luar negeri, terutama di kawasan Eropa.

“Kami berharap dapat mengekspor baterai listrik ke Eropa. Inggris akan menjadi pusat penghubung untuk pasar Eropa,” tutup Bahlil. (UWR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru