TIDORE, JAGAMELANESIA.COM – Masyarakat di Daratan Oba Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara keluhkan terkait operasi pasar bahan bakar minyak tanah yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Tidore Kepulauan (Pemkot Tikep) bersama agen penyalur minyak CV Rusda yang diketuai Awat Hi Ahmad.
Masyarakat Oba menilai bahwa penyaluran BBM subsidi dalam operasi pasar tersebut ada tebang pilih.
Sadam, salah satu warga Oba, saat ditemui tim Jagamelanesia.com, menyampaikan bahwa operasi pasar yang dilakukan oleh Pemkot Tikep bersama agen penyalur minyak CV Rusda dinilai kurang maksimal. Dimana dalam operasi pasar tersebut pemerintah dan agen penyalur hanya fokus pada daerah Kota Tidore dan Kota Weda Halmahera Tengah, sementara wilayah Daratan Oba yang secara geografis masuk dalam Pemerintahan Tikep tidak disalurkan.
“Kami dipandang sebelah mata, ini namanya pilih kasih. Padahal masyarakat Oba juga mengharapkan jatah penyaluran bahan bakar minyak tanah dalam operasi pasar itu. Apalagi di bulan Ramadhan dan menjelang Idul Fitri banyak kebutuhan, dan kebutuhan minyak tanah sangat diharapkan. Kami merasa aneh, kenapa hanya melayani Kota Tidore dan Halteng, sementara masyarakat Oba diabaikan. Padahal kami juga bagian dari Kota Tidore Kepulauan, ada apa?,” kata Sadam kepada tim Jagamelanesia.com, Selasa (27/4).
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama CV Rusda Tikep, Awat Hi Ahmad, menyampaikan bahwa jatah minyak tanah untuk Tidore Kepulauan yang diberikan PT Pertamina kepada masyarakat Kota Tidore Kepulauan sebayak 25 ton dan itu khusus untuk melayani masyarakat yang ada di Kota Tidore dan di Kota Weda Kabupaten Halmahera Tengah.
“Alokasinya terbatas, jadi Oba belum kebagian. Minyak tanah ini BBM subsidi, daratan Oba masih aman, jadi kami fokus Kota Tidore dan Kabupaten Halmahera Tengah,” ujarnya.
Awat melanjutkan, dalam operasi pasar ini jatah untuk Kabupaten Halmahera Tengah yang diberikan Pemkot Tikep dan agen penyalur sebanyak 5 ton, dan itu sudah dilaksanakan pada tanggal 22 April 2021 pekan lalu. Sementara 20 ton difokuskan di Kota Tidore minus daratan Oba.
“Penyaluran bahan bakar minyak tanah kepada masyarakat ini dengan harga dibawah nett, misalnya harga nett Rp450 kita kasih turun Rp400,” tuturnya. (As)