BerandaDaerah6 Warga Puncak Papua Meninggal Akibat Kemarau Panjang, Pemerintah Diminta Gerak Cepat

6 Warga Puncak Papua Meninggal Akibat Kemarau Panjang, Pemerintah Diminta Gerak Cepat

PAPUA, JAGAMELANESIA.COM – Bencana kekeringan akibat cuaca ekstrem melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah sejak bulan Juni 2023 tepatnya di Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi. Akibatnya, enam warga dari dua distrik itu dilaporkan meninggal dunia.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, rata-rataa warga yang meninggal akibat kelelahan dan mengalami buang air yang disertai darah. Bahkan, disebutkan, ada seorang ibu terpaksa melahirkan bayinya secara prematur karena kelelahan saat mencari makan yang menyebabkan bayinya meninggal sesaat setelah dilahirkan.

Kondisi ini direspons oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Komisioner Komnas HAM Abdul Haris Semendawai meminta pemerintah bergerak cepat mengatasi bencana kelaparan di Distrik Agandugume dan Lambewi, Kabupaten Puncak, Papua Tengah itu untuk meminimalisir bertambahnya korban jiwa akibat kelaparan tersebut.

“Pemerintah harus bertindak cepat, bertindak segera dalam rangka untuk tadi, meminimalisasi. Tapi, ini tidak hanya tanggungjawab Pemda, tapi juga Pemerintah Pusat,” kata Abdul Haris, dikutip Sabtu (29/7/2023).

Menurut Haris, pemerintah pusat maupun daerah sudah semestinya memenuhi hak warganya untuk memenuhi kebutuhan dasar, terutama di saat bancana melanda hingga terancam hilangnya jiwa. Dirinya berharap pemberian harus dilakukan dengan adil dan merata guna menghindari gejolak sosial di masyarakat.

Terpisah, Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kementerian Sosial, Adrianus Alla mengatakan, Kemensos telah mengirimkan bantuan dan telah berada di Distrik Sinak dan di Kabupaten Mimika. Adapun jenis bantuan yang dikirimkan Kemensos adalah makanan siap saji 4.000 paket, makanan anak 4.000 paket, lauk pauk siap saji 2.000 paket, tenda gulung 500 lembar.

Lalu, sarden 25 dus, kornet 32 dus, sosis 83 dus, abon sapi 15 dus, biskuit 18 dus, pakaian anak (TK, SD dan SMP) 3.000 stel, pakaian dewasa 4.000 stel, celana dewasa 4.000 lembar, dan selimut 4.000 lembar.

Menurutnya, bencana kekeringan yang terjadi membuat warga setempat mengalami gagal panen. Akibatnya, ribuan warga terancam kelaparan lantaran kekeringan ini diprediksi akan berlangsung hingga September.

Pasalnya, mayoritas warga di daerah terdampak bencana yang merupakan dampak dari Badai El Nino tersebut menggantungkan bahan pangan mereka dari tanaman tersebut.

“Data sementara, 7.500 jiwa warga di kedua distrik terdampak kekeringan akibat gagal panen,” ujar Plt Direktur Perlindungan Korban Bencana Alam Kementerian Sosial, Adrianus Alla, melalui keterangan tertulis, Kamis (27/7/2023).

“Fenomena hujan es yang terjadi pada awal Juni menyebabkan tanaman warga yaitu umbi yang merupakan makanan pokok menjadi layu dan busuk. Setelah itu, tidak turun hujan sehingga tanaman warga mengalami kekeringan,” sambungnya.

Sementara itu, Pemkab Puncak juga telah berupaya mengirimkan bantuan namun sempat terkendala tidak adanya perusahaan penerbangan yang mau menerbangkan pesawatnya ke Agandugum lantaran situasi gangguan keamanan.

Menurut Sekda Puncak Dawin Tobing menyebutkan masyarakat sudah memberikan jaminan keamanan bagi pesawat yang membawa bantuan terbang ke Agandugume sehingga bantuan dari pemda diturunkan di Sinak yang kemudian diangkut dengan berjalan kaki selama dua hari.

“Pemda Puncak saat ini berupaya agar ada perusahaan penerbangan yang mau mengangkut bantuan untuk masyarakat di wilayah itu karena selain logistik juga akan dikirim tenaga kesehatan,” katanya. (UWR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru