PULAU MOROTAI, JAGAMELANESIA.COM – Final Pra-musim Liga III Piala Gubernur Maluku Utara, yang digelar di Stadion Merah Putih Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara (Malut), berujung ricuh di menit terakhir pada babak pertama.
Laga yang mempertemukan antara Morotai United (MU) versus Persihalsel ini, awalnya berjalan dengan damai namun memasuki menit terakhir pada babak pertama terjadi kericuhan, akibat dari wasit memberikan sangsi pelanggaran kepada salah satu pemain Persihalsel, saat terlibat perebutan bola dengan pemain dari MU.
Putusan wasit ini kemudian tidak diterima oleh official Persihalsel dan pelatih Persihalsel, Ikram Selang, pun langsung masuk ke lapangan dengan niat memprotes putusan wasit tersebut, namun wasit dengan tegas memberikan kartu merah padanya.
Dalam waktu bersamaan tiba-tiba salah satu official MU, ikut masuk ke lapangan dan menonjok leher pelatih Persihalsel Ikram Selang, alhasil ia pun jatuh tersungkur dan tak sadarkan diri hingga digotong keluar lapangan guna mendapatkan perawatan medis.
Dengan kejadian ini Bupati Kab. Pulau Morotai, Benny Laos, saat dikonfirmasi tim jagamelanesia.com, via WhatsApp, Selasa (19/10), menyampaikan bahwa pihaknya menyesalkan atas terjadinya kericuhan tersebut.
Lanjut Benny, kericuhan yang terjadi pada saat pertandingan berlangsung ini pun langsung disikapi pihaknya, dan telah memediasi untuk mendamaikan kedua belah pihak, sehingga saat ini MU dan Persihalsel sudah bergandengan tangan jadi sudah selesai,” ujarnya.
Sambungnya, ini merupakan bagian dari proses terhadap sebuah perubahan apalagi MU baru berusia 2 tahun, sehingga masih membutuhkan proses pembinaan mental untuk menjadi, pemain-pemain bola yang profesional.
Benny juga mengibaratkan bahwa, tidak ada minuman juice tanpa proses blender, sama halnya dengan bola kaki pasti selalu ada dinamika dari semua hal.
Ia juga mengaku sudah menyampaikan permohonan maaf kepada tim Persihalsel, dan juga Bupati Halsel, H. Usman Sidik, selain itu dirinya juga berjanji akan ada pembinan dan hukuman displin kedalam tim MU termasuk oficial,” tegasnya.
“Akhir kata melalui pesan singkat dari WhatsApp nya, Bupati Morotai ini menyampaikan kalimat “Save Olahraga, Save Bola Kaki, Save Persahabatan”. (ST).
Kalo menurut saya’!!!
protes manajemen persihalsel itu wajar, namun yg di sesalkan dan membuat emosi kalangan masyarakat itu dari manajemen atau official MU (Morotai), karna untuk persihalsel itu hak mereka untuk memprotes, seharusnya dari semua official dan pemain dari MU (Morotai) biarkan mereka dengan pengadil lapangan memutuskan, tak usah ikut campur dari pihak MU, itu baru dinamakan fair play dan sportivitas. Trus’ yg di sesalkan dimana kelangsungan jalannya pertandingan itu agar berjalan aman, itu faktor kita kembalikan pada panitia Nya.. tak ada keamanan yg memadai itu menjadi faktor utama nya.. jadi kekacauan itu bukan dari persihalsel namun dari panitia dan jajaran Official manejemen dari MU (Pihak Morotai) #okay_mangarti…🔥👊😡 Official persihalsel banyak dari Ternate 👍