JAKARTA, JAGAMELANESIA.COM – Kepala Badan Intelijen dan Keamanan Polri, Komisaris Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan bahwa keterlibatan sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) justru turut menambah panas situasi di Papua. Paulus Waterpauw menyebut LSM termasuk dalam kategori aktor non negara atau non-state actor yang juga berperan terhadap isu-isu separatisme yang berkembang di Papua.
Hal itu ia sampaikan dalam sebuah diskusi bertajuk Dialog Papua: Refleksi, Visi dan Aksi yang diselenggarakan oleh Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia di Jakarta, Senin (10/5).
“Saya mau bahas non-state actor ini, itu kebanyakan keterlibatan NGO-NGO, atau LSM-LSM yang hadir di sini, ikut memanas-manasi situasi di Papua ini,” kata Paulus Waterpauw.
Selain LSM, Waterpauw menyampaikan bahwa terdapat pihak-pihak lain baik di Papua maupun Papua Barat yang juga mendorong isu separatisme terus bergulir. Meskipun tidak meyebut secara jelas pihak terkait, Waterpauw mengatakan bahwa isu pelanggaran HAM merupakan isu yang paling sering didengungkan.
“Memang agak sulit bagi NGO, bagi LSM, pemerhati HAM bila bicara tentang fakta hukum,” ujarnya.
Situasi di Papua semakin memanas dengan berbagai aksi teror yang dilancarkan KKB yang membakar sejumlah fasilitas serta infrastruktur di Ilaga, Papua pekan lalu. Sementara itu, pihak Polri tengah mengkaji keterlibatan Densus 88 dalam operasi penangkapan KKB di Papua sebagaimana penindakan KKB berdasarkan UU Terorisme yang berlaku. Selain itu, Pasukan Setan TNI juga telah berada di Papua dan baku tembak dilaporkan terus berlangsung.
Sebelumnya, sejumlah insiden terjadi secara beruntun termasuk gugurnya Kabinda Papua, Brigjen Putu Dani oleh KKB beberapa waktu lalu. Presiden Jokowi bereaksi dan kemudian mengumumkan penangkapan KKB dan menegaskan tidak ada tempat bagi KKB di Papua dan di seluruh pelosok tanah air. Selanjutnya pemerintah melalui Menko Polhukam RI, Mahfud MD akhirnya memutuskan KKB resmi menyandang status sebagai teroris. (UWR)
