JAKARTA, JAGAMELANESIA.COM – Situasi keamanan di Paro, Nduga, Papua Pegunungan yang terganggu akibat insiden pembakaran pesawat Susi Air dan penyanderaan pilot oleh KKB memunculkan kekhawatiran turut terganggunya iklim investasi di tanah air, terutama di Papua.
Pasalnya, hingga kini sang pilot yakni Philip Max Marthin yang berkebangsaan Selandia Baru masih ditahan oleh KKB Nduga. Terlebih, kejadian pembakaran dan penyanderaan itu juga disorot oleh banyak media luar negeri seperti Reuters, Aljazeera, Bloomberg, media Qatar dan lainnya.
Terkait hal itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati menegaskan bahwa iklim investasi di bidang penerbangan atau perhubungan udara pasca sepekan usai insiden itu masih berjalan kondusif.
“Sampai saat ini kami tak lihat ada penurunan investor masuk. Karena investor akan sangat lihat daerah atau wilayah mana yang memang memungkinkan tanam modal kesana,” ujar Adita Irawati di gedung DPR, dikutip Kamis (15/2/2023).
Adita menuturkan, saat ini investasi masih bertumbuh termasuk adanya rencana-rencana masuknya operasionalisasi di Kertajati dan di Kualanamu yang kini sudah berjalan oleh India. Dirinya menyebut, hingga kini belum terlihat adanya penurunan minat atau ketertarikan pihak investor termasuk dari asing untuk berinvestasi di Indonesia.
Akan tetapi, Adita meminta pemerintah daerah dapat mempehatikan lebih serius dalam penjagaan keamanan, terutama terhadap fasilitas penerbangan yang dikelola oleh Pemda. Menurutnya, pemda dapat bekerja sama dengan pihak keamanan TNI-Polri guna mencegah terulangnya insiden di Nduga
“Perlu dipahami, lapangan terbang yang di Paro kemarin itu lapangan terbang yang dikelola pemerintah daerah. Jadi dalam hal operasional ada di pemerintah daerah setempat. Pemerintah daerah ini yang nantinya kerja sama dengan pihak kepolisian dan TNI untuk melakukan pengamanan,” jelasnya.
“Soal pengamanan di daerah perintis itu tentu kita kerja sama dengan aparat tak mungkin sendiri apalagi yang sifatnya di ranah perhubungan. Kalau bandara kan ada land side, ada air side. Itu yang jadi tanggung jawab kita,” kata Adita.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Menteri yang akrab disapa Pak Bas itu mengatakan proyek investasi di Papua juga masih menarik minat investor asing, siantaranya adalah proyek bendungan sekaligus pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kabupaten Mimika, Papua.
“Sekarang lagi diproses yang di Freeport, yang di Mimika. Itu sedang diproses oleh Direktur Jenderal Pembiayaan (Infrastruktur Kementerian PUPR) untuk bisa mereka meng-invest PLTA disana dengan bendungan,” kata Menteri Basuki saat ditemui pasca World Water Forum 2024 Meeting di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (15/2/2023).
Menurut Basuki, Jepang saat ini tengah melakukan studi kelayakan atau feasibility study (FS) atas proyek tersebut. Namun, Jepang saat ini baru mempelajari potensi untuk masuk ke sana, dan belum membeberkan rencana nilai investasinya.
“Itu ada (minat investasi) dari Jepang. (Nilainya) Belum tahu, dia lagi melakukan FS. Kami sudah kasih persetujuan untuk FS. Tahun ini FS selesai. Mungkin pertengahan tahun ini kita akan proses terus,” ujarnya. (UWR)