SOFIFI, JAGAMELANESIA.COM – Pembukaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) Nasional ke- XXVI di Sofifi, Ibu Kota Provinsi Maluku Utara (Malut) sukses dilaksanakan. Namun ada sejumlah masalah yang dinilai belum bisa diatasi oleh Panitia, salah satunya akses jaringan internet.
Hal ini dikeluhkan sejumlah pengunjung yang hadir menyaksikan acara malam pembukaan STQ Nasional, yang digelar pada Sabtu, (16/10), bertempat di Masjid Raya Sofifi malam ini.
Menurut mereka, malam ini merupakan malam yang cukup bersejarah bagi masyarakat Provinsi Maluku Utara, dimana ini adalah kali pertama Maluku Utara menjadi tuan rumah pada acara berskala Nasional sepanjang sejarah pemekaran.
“Sehingga masyarakat di seluruh penjuru Maluku Utara, hadir untuk sekedar menyaksikan dan mengabadikan momen bersejarah ini.
Namun lagi-lagi dibalik suksesnya pembukaan STQ Nasional ini, ada satu hal yang disesalkan sejumlah pengunjung yakni leletnya akses jaringan internet.
Wadi salah satu pengunjung, kepada tim jagamelanesia.com, menyampaikan bahwa untuk sekedar menelepon atau mengirim pesan singkat masi bisa. Akan tetapi membuka akses internet sudah tidak bisa, akibat leletnya akses jaringan internet.
Lanjut Wadi, untuk buka WhatsApp maupun Facebook sudah tidak bisa, dikarenakan jaringan internet cukup lelet. Sehingga untuk mengabadikan momen bersejarah ini di dunia maya pun tidak bisa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa, Panitia STQN bisa dibilang sukses dalam acara pembukaan malam ini, namun menurutnya Pemprov Malut dalam hal ini Panitia STQN, masi sangat lemah dalam memberikan pelayanan berupa kenyamanan, bagi pengunjung seperti penyediaan akses jaringan internet yang memadai.
Sambungnya, apalagi yang hadir malam ini bukan hanya orang Maluku Utara, akan tetapi ada tamu dari Provinsi se-Indonesia, kalau pelayanan akses jaringan internet saja seperti ini. Bagaimana nanti tanggapan tamu-tamu kita yang datang dari luar Maluku Utara,” ungkapnya.
Wadi berharap kedepan jika Maluku Utara, masih diberikan kepercayaan oleh pemerintah pusat, untuk menjadi tuan rumah pada hajatan-hajatan Nasional, maka panitia harus lebih siap lagi dalam segala hal, dikarenakan jika terjadi hal-hal seperti ini lagi maka yang malu bukan hanay Pemprov atau panitia saja, akan tetapi ini malu kita semu selaku warga Maluku Utara.
“Untuk itu kejadian malam ini, diharapkan bisa menjadi pelajaran untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan berikutnya jika ke depan kita masih diberikan kepercayaan, untuk menjadi tuan rumah pada hajatan yang berskala Nasional, terutama masalah jaringan internet jangan sampai dianggap remeh,” tutupnya.(ST).