HALMAHERA SELATAN, JAGAMELANESIA.COM – Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan mulai nampak di Ibu Kota Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel). Akan tetapi, perhatian pemerintah dalam mengantisipasi bahaya pengikisan pantai sangat minim dan seakan menjadi momok yang menakutkan bagi masyarakat pesisir, Minggu (30/5).
Gelombang pantai yang sering terjadi di wilayah pesisir pantai Tanah Abang Labuha sangat rentan dengan yang namanya abrasi pantai. Abrasi pantai merupakan suatu proses pengikisan pantai yang diakibatkan oleh tenaga gelombang laut dan arus laut atau pasang surut arus laut yang bersifat merusak (WikipediA).
Bahaya ombak dan arus pantai yang terjadi setiap tahun, mulai dari bulan April sampai September, sangat berpotensi merusak lingkungan pesisir pantai dan secara tidak langsung mengancam pemukiman warga yang berada di pesisir pantai Tanah Abang Labuha.
Jika hal tersebut tidak diantisipasi, maka tidak menutup kemungkinan akan merusak pemukiman warga secara perlahan.
Salah satu warga Tanah Abang Labuha yang enggan dipublish namanya, kepada tim jagamelanesia.com, menyampaikan bahwa masyarakat sekitar pesisir pantai Tanah Abang Labuha pun merasa resah saat datangnya musim ombak, apalagi saat malam hari.
“Pada saat musim ombak tiba, kami yang rumahnya berada di pinggiran pantai sangat resah dan terganggu dengan ombak yang menghantam belakang rumah kami,” singkatnya.
Ia berharap, dengan adanya pemimpin baru di Kabupaten Halmahera Selatan, dapat memperhatikan keluhan dari warga pesisir pantai Tanah Abang Labuha dan hal tersebut bisa menjadi fokus utama Pemda untuk memperbaiki talud penahan ombak sekitar pantai Tanah Abang demi keamanan dan kenyamanan warga Tanah Abang Labuha, Halmahera Selatan. (ST)
