MALUKU UTARA, JAGAMELANESIA.COM – Genap 3 tahun sudah Cold Storage ikan dipancak bangunannya di Pulau Maitara. Proyek tersebut digelar Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tidore di desa Maitara Tengah. Walaupun dianggarkan melalui APBN, pendingin ikan tersebut tidak juga dapat digunakan hingga sekarang.
Tempat pembekuan ikan yang berlokasi di Maitara Tengah, hingga saat ini masih belum difungsikan sebagaimana tujuannya. Padahal bangunan tersebut diduga bernilai milyaran rupiah.
Beberapa warga sering bertanya-tanya mengenai hal itu, karena bangunan tersebut cukup terpampang jelas.
Keluh kesah itu berdatangan dari berbagai masyarakat setempat, salah satunya Rina, IRT yang juga berprofesi sebagai pedagang ikan.
Rina kaget dan tak habis pikir tentang tempat pendingin ikan yang berada tepat dibelakang rumahnya, yang sampai sekarang tidak difungsikan.
Rina mengatakan, sudah 3 tahun lebih Cold Storage tersebut tidak digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
“Sudah 3 tahun lebih Cold Storage tersebut nampak seperti itu, dan tidak dipergunakan masyarakat,” ujar Rina pada tim Jagamelanesia.com, ketika dimintai keterangan di Maitara, Sabtu (20/3).
Kepala Desa Maitara Tengah, Muhlis Malagapi, mengakui tidak bisa memastikan kapan Cold Storage tersebut akan dipergunakan masyarakat. Alasannya diperkuat lantaran tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengoperasikan Cold Storage tersebut.
“Cold Storage ini belum bisa dipastikan kapan waktu pengoperasiannya, karena kita belum memiliki Sumber Daya Manusia (SDM),” ujarnya ketika dimintai keterangan oleh awak media.
Sementara menurut keterangan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Tidore, Hamid Abdul Latief, menegaskan bahwa tempat pembekuan ikan yang dibuat di Pulau Maitara itu, penganggaran pelaksanaan operasinya dianggarkan melalui Dana Desa (ADD). Seperti yang dikutip keterangan dari Jurnalis Binpres.
“Tadinya mau beroperasi pakai Dana Desa tahun 2019, tapi belum sempat dianggarkan ditahun itu, makanya kemarin dianggarkan pada tahun 2020. Tapi karena pandemi Covid-19, jadi refocusing. Tahun ini kalau dana desa refocusing lagi, kami siap untuk alihkan ke investor yang mau kelola,” pungkasnya. (rs)