PAPUA, JAGAMELANESIA.COM – Penangkapan Polda Papua terhadap dua warga sipil lantaran didapati memiliki empat senjata api dan 18 amunisi pada Kamis (19/1) lalu berbuah terungkapnya sumber dana pembelian senpi tersebut.
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D. Fakhiri menyampaikan sumber dana yang digunakan oleh dua warga sipil tersebut berasal dari uang hasil pendulangan emas ilegal di perbatasan Kabupaten Pegunungan Bintang dan Boven Digoel. Fakhiri menyebut pihaknya juga telah menerjunkan tim untuk melakukan pengawasan yang ketat terkait hal itu.
“Di Boven Digoel juga kami sudah minta, kami akan siapkan tim untuk bagaimana bisa melakukan pengawasan ketat terhadap pendulangan yang ada disana,” kata Fakhiri dikutip dari CNNIndonesia, Selasa (24/1/2023).
Fakhiri menjelaskan, pembelian senjata api dan amunisi itu menggunakan uang hasil penjualan seberat 190 gram emas dengan nilai Rp 90 juta. Menurutnya, senjata api dan amunisi itu lantas didistribusikan dan digunakan untuk kepentingan kelompok bersenjata di Papua.
Selain itu, dirinya juga mengungkapkan sejumlah lokasi pendulangan emas ilegal untuk mendanai aktivitas kelompok bersenjata di Papua. Beberapa diantaranya yaitu di Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara dan Kabupaten Paniai.
“Semua kekerasan bersenjata sumber uangnya dari situ,” kata Fakhiri menambahkan.
Tak hanya itu, lanjut Fakhiri, beberapa wilayah rawan yang digunakan sebagai jalur penyelundupan senjata api dan amunisi ke Papua yakni Boven Digoel, Keerom, hingga Nabire. Menurutnya, jalur Nabire dipasok dari Manokwari Papua Barat dan Sorong Papua Barat Daya.
“Kalau di daerah Selatan-Utara ini kan mulai dari Boven Digoel, Keerom masuk Kota Jayapura. Ini kan harus kita jaga rapat di perbatasannya. Sedangkan kalau di sisi Utara, ini kan ada Nabire, kenapa Nabire? ini kan masuknya dari Manokwari dan Sorong,” katanya.
Sementara itu, Kelompok kriminal bersenjata (KKB) tak berhenti melancarkan aksinya. Kali ini, KKB menembak seorang tukang ojek bernama Damri (57) di Jembatan Ilame, Jalan Gome, Kampung Wako, Distrik gome, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Senin (23/1/2023).
Insiden itu terjadi saat korban selesai makan siang dan hendak mencari penumpang di sekitar Distrik Ilaga-Gome, Kabupaten Puncak, Papua. Namun korban justru dianiaya dan ditembak oleh KKB di lokasi tersebut.
“Laporan yang kami terima itu kejadiannya sore hari, saat itu korban usai makan siang dan hendak mencari penumpang. Saksi mengatakan mendengar suara tembakan, lalu melaporkan ke pos polisi,” ungkap Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo, Senin (23/1/2023).
“Hasil visum luar korban dinyatakan meninggal akibat luka benda tajam (peluru) dan sayatan benda tajam,” jelas Benny.
Selain itu, sempat terjadi kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dan KKB saat aparat sedang mengevakuasi korban di lokasi kejadian. Korban akhirnya dapat dievakuasi setelah KKB kabur ke dalam hutan. Korban sempat dievakuasi ke RSUD Ilaga namun nahas nyawanya tak tertolong.
“Saat hendak mengevakuasi korban, aparat gabungan sempat mendengar dua kali bunyi tembakan sehingga aparat membalas tembakan,” ujarnya.
Saat ini jenazah Damri masih disemayamkan di RSUD Illaga. Rencananya, Selasa (24/1/2023) pagi, jenazah korban akan diterbangkan ke Timika untuk dievakuasi ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan. (UWR)