BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – SMP/SMA YPK Bintuni merupakan satu-satunya SMP dan SMA YPK yang berada di kampung Bina Desa, Bintuni Barat, Teluk Bintuni, Papua Barat. Kepala sekolah SMP Yonatan Manikrowi mengatakan bahwa hampir 70 persen siswa siswi di sekolah ini merupakan anak-anak asli 7 suku Kabupaten Teluk Bintuni.
“Ya, umumnya 70 persen siswa siswi kami adalah anak-anak Papua dari 7 suku yang ada di kota Bintuni dan sisanya adalah campuran dari nusantara dan Papua dari suku lain. Sebagian besar mereka berasal dari kampung-kampung di Kabupaten Teluk Bintuni seperti Idoor, Yakati/Wamesa, Mamorano, Moskona, Tuhiba dan masih banyak lagi kampung-kampung yang lain yang bersekolah di SMA YPK di Bina Desa ini,” ujarnya, Sabtu (17/12/2022).
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA YPK Bintuni menyampaikan bahwa SMP dan SMA YPK ini memang memiliki lahan yang luas namun tidak memiliki pagar untuk kenyamanan dan keamanan sekolah.
“Baru-baru ini kami pihak sekolah dan yayasan komite sempat mengadakan rapat untuk membentuk panitia pembangunan guna membahas terkait hal-hal yang menyangkut kekurangan daripada sekolah ini tersendiri terutama menyangkut pagar sekolah, dan panitianya juga sudah terbentuk,” ungkapnya.
“Kami bersama-sama dengan wakil ketua panitia juga dengan kepala sekolah SMP dan komite yang ada akan melakukan peninjauan lokasi sekolah SMA YPK guna menerbitkan perencanaan pembangunan pagar sekolah,” tambahnya.
Yonatan menambahkan, pihaknya saat ini sedang menyelesaikan proposal pembangunan pagar sekolah yang dikerjakan oleh konsultan bersama panitia pembangunan. Ia pun berharap Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dapat memberikan bantuan dana pembangunan pagar SMP/SMA YPK ini.
Dalam kesemmpatan yang sama, panitia pembangunan yang hadir menyampaikan, pihaknya bersama konsultan pembangunan turun langsung bersama Kepala Sekolah SMP/SMA ke lokasi dan telah mendapatkan ukuran lebar dan panjang sekolah yaitu lebar 100 meter dan panjang sekitar 210 meter.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan konsultan perencanaan bahwa setelah melihat kondisi lapangan sebenarnya banyak hal yang didapatkan di lokasi ini. Dan juga wawancara internal dengan kedua kepala sekolah ternyata masih banyak hal yang kurang dari segi sarana dan prasarana sekolah seperti pagar parkiran, menara air dan asrama putri. Sementara khusus untuk rumah putra memang sudah ada namun perlu dilihat karena banyak ruangan dan lantai plafon serta jendela pintu kamar-kamar asrama banyak yang rusak,” ujarnya.
“Perlengkapan lain seperti meja, lemari, kursi dan tempat tidur memang banyak yang rusak sehingga perlu disiapkan juga. Melihat pentingnya fasilitas asrama ini perlu perbaikan guna memberikan semangat dan rasa betah serta kenyamanan bagi kita punya anak-anak yang menempati asrama ini dalam belajar khususnya anak-anak tujuh suku yang menuntut ilmu di bangku sekolah ini,” katanya. (MW)