BerandaPendidikanKecewa Proses Belajar-Mengajar Tak Efektif, Warga Palang Ruang Guru SD YPPK Santa...

Kecewa Proses Belajar-Mengajar Tak Efektif, Warga Palang Ruang Guru SD YPPK Santa Monika Bori Maybrat

MAYBRAT, JAGAMELANESIA.COM – Sejumlah orangtua siswa SD YPPK Santa Monika Bori Distrik Aifat, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat memalang sejumlah ruang kelas dan satu ruang guru SD tersebut pada Selasa (26/7/2022).

Pemalangan dilakukan orangtua siswa lantaran merasa kesal dan kecewa karena proses belajar-mengajar tak berjalan efektif selama 2 bulan. Karolus Fatie, perwakilan orang tua siswa meminta dengan tegas pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Maybrat serius memperhatikan permasalahan di sekolah yang mengakibatkan anak-anak mereka ditelantarkan dari proses pendidikan yang seharusnya mereka terima.

Fatie meminta seluruh guru-guru SD YPPK Stasi Monica Bori dipindahkan ke sekolah lain dan digantikan dengan guru-guru yang baru. Ia menilai meskipun kepala sekolah berganti, persoalan kekosongan mengajar pun juga masih terjadi hingga saat ini.

“Saya minta bahwa sekolah ini adalah milik kami. Jadi saya berharap supaya guru-guru yang saat ini mengabdi di sekolah ini agar dipindahkan hari ini semua,” tegas Fatie, dikutip dari RNC TV, Sabtu (30/7/2022).

Sementara itu, Dominggus selaku tokoh masyarakat menilai proses belajar mengajar SD ini mulai mengalami ketidakstabilan sejak 2017 karena status kepemimpinan kepala sekolah masih bersifat nota dinas sehingga yang korban adalah anak-anak sekolah.

“Saya selaku tokoh yang membuka sekolah ini merasa kesal dengan nasib anak-anak kami. Nama Bori yang dulunya bagus sekarang sudah tidak ada,” kata Dominggus.

Dalam kesempatan itu, seorang tokoh pemuda Bori Raya Yanwarius Fatie mengatakan permasalahan serupa pernah terjadi dan sudah didiskusikan bersama pihak Dinas Pendidikan Kabupaten Maybrat namun hingga saat ini realisasinya belum terjadi.

“Kami minta dalam waktu secepatnya tidak kembali diberikan nota tapi kami butuh orang SK. Karena menyangkut kasus yang kemarin terjadi ini, hambatan anak-anak dari sini itu ditolak punya dokumen bertabrakan karena tidak ada nomor seri, tidak ada nomor induk siswa nasional,” ujarnya.

“Apakah aspirasi itu masih disimpan ataukah dibuang ke tempat sampah itu yang saya pertanyakan ke pihak dinas,” katanya.

Ia pun menilai, ketidakstabilan proses ini tak hanya berdampak buruk kepada anak-anak Bori tetapi juga merugikan anak-anak warga pengungsi dari aifat Timur yang datang dan menimba ilmu disana.

“Para guru yang baik harus mengajar anak-anak, agar ke depan dia lebih pintar lagi itu tujuannya, itu saja. Saya tidak tahu urusan jabatan atau apapun, yang saya butuh bagaimana saya punya anak harus belajar dengan baik, kasihan,” ujar salah seorang orangtua siswa. (UWR)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru