BerandaDaerahPacu Semangat Jaga Lingkungan Kampus, STIH Manokwari Gelar Workshop Etika Lingkungan Hidup...

Pacu Semangat Jaga Lingkungan Kampus, STIH Manokwari Gelar Workshop Etika Lingkungan Hidup Kampus

MANOKWARI, JAGAMELANESIA.COM – Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Manokwari, Timotius Kambu, SH, M.Hum mewakili Ketua STIH membuka kegiatan workshop dengan tema ‘Etika Lingkungan Hidup Kampus’.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh BEM STIH Manokwari pada Sabtu (8/5) tersebut bertujuan untuk memacu semangat mahasiswa, dosen dan staf STIH untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan lingkungan kampus agar tetap indah dipandang mata. 

“Atas nama ketua STIH, saya membuka kegiatan workshop ini. Apapun yang sudah dilaksanakan semoga dapat bermanfaat untuk kampus kita kedepannya. Terutama bagaimana kita menjaga lingkungan kampus ini tetap bersih dan bebas dari sampah,” pesan Kambu.

Pada workshop tersebut, pihak penyelenggara mengundang tiga pemateri, yakni Dr. Yohana Watofa, SH.,MH selaku dosen dan sekaligus sebagai kepala LP2M STIH Manokwari, dan dua pemateri lainnya dari luar kampus, yaitu Stefani Merlin Peday dan Alfa Ahoren, STr.Par.

Pemateri pertama, Dr. Yohana Watofa menyampaikan materi tentang etika mahasiswa dalam menghormati sesama mahasiswa, baik senior atau kakak tingkat maupun terhadap dosen dan staf di lingkungan kampus. Ia menjelaskan, etika moral sebagai manusia dapat diterapkan melalui etika dan tingkah laku dalam aktivitas perkuliahan di kampus termasuk menjaga kebersihan.

Selain itu, Watofa juga mengkritisi mahasiswa yang sering membuang sampah dan meludah pinang sembarangan di lingkungan kampus. Watofa menyarankan kepada pihak penyelenggara kegiatan agar workshop dapat ditindaklanjuti terkait implementasi dan sosialisasi kepada mahasiswa tentang materi etika lingkungan hidup kampus.

“Terkadang mahasiswa yang angkatan bawah tidak menghormati yang lebih senior, lalu kebiasaan ludah pinang sembarang tempat, membuang sampah bukan di tempatnya dan terkadang ada mahasiswa yang tidak sopan kepada dosen,” jelas Watofa. 

Selanjutnya, pemateri kedua, yakni Stefani Merlin Peday dalam kesempatan itu juga menyampaikan materi yang bersifat diskusi dan praktek tentang etika kebersihan lingkungan kampus.

Selain itu ia juga menyampaikan ilustrasi tentang menjaga kebersihan didalam dan luar kampus. Menurutnya, etika sangat penting terutama bagi seorang mahasiswa bukan saja untuk mengabdi di lingkungan kampus melainkan juga di tengah masyarakat. Menurut Merlin Peday, sampah bisa didaur ulang untuk kebutuhan masyarakat dan sampah plastik dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa STIH disarankan untuk dapat memanfaatkan sampah bagi kepentingan di kampus.

Perempuan Papua yang juga bergerak di bidang LSM ini mengutarakan bahwa mahasiswa sebagai agen perubahan harus memiliki kesadaran dalam menjaga lingkungan, sehingga apapun yang berkaitan dengan kebersihan merupakan tanggung jawab bersama-bersama.

Sementara itu, pemateri ketiga, Alfa Ahoren dalam materinya menjelaskan tentang ilustrasi menjaga dan melindungi pohon sebagai kebutuhan masyarakat dalam fungsinya memberikan manfaat untuk air bersih dan terhindar dari dampak banjir bagi masyarakat.

Menurutnya, Papua memiliki kekayaan alam yang luar biasa dan perlu menjaga kekayaan tersebut. Begitupun dengan kehidupan di kampus STIH saat ini, Ahoren mengatakan, turut menjaga pohon sebagai sumber manfaat untuk oksigen juga dapat memberi manfaat bagi keindahan kampus.  

Di kesempatan itu perempuan Arfak ini menyarankan kepada mahasiswa untuk tidak sembarangan membuang sampah. Ia meminta mahasiswa agar dapat turut serta memberikan edukasi kepada sesama mahasiswa untuk selalu menjaga lingkungan kampus agar terbebas dari sampah.

Mengakhiri kegiatan workshop tersebut, Kabag Kemahasiswaan STIH, Alice Bonggoibo, SH.,MH menutup secara resmi kegiatan pada Sabtu (8/5) sore itu. Dalam arahannya, Alice mengutarakan bahwa kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi mahasiswa, meskipun tidak semua berpartisipasi namun setidaknya terdapat perwakilan mahasiswa sebagai agen perubahan setelah mengiktui materi ini. (WRP)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru