Pencetus Noken Papua ke UNESCO sebagai warisan budaya tak benda, Titus Pekei, SH menghadiri kegiatan pameran noken memperingati hari ulang tahun (HUT) Noken ke-9, Sabtu (04/12/2021) di Nabire, Papua.
Dalam sambutannya, Titus Pekei mengatakan, noken merupakan budaya orang Papua yang telah terdaftar di UNESCO dan harus diwariskan dari generasi ke generasi.
“Noken sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda di Paris, Prancis, di Eropa, maka noken sebagai budaya, dari 7 wilayah adat yang ada harus lestarikan noken asli dari masing-masing atau suku,” ujar Titus Pekei Pencetus Noken, Sabtu (04/12).
Titus mengatakan, dirinya telah berupaya menduniakan noken asli Papua hingga UNESCO telah mengakui noken sebagai warisan budaya tak benda yang disahkan pada 4 Desember 2012 silam di Paris.
“Noken adalah mulfi fungsi yang perlu diwariskan dan dijaga. Karena noken kita bisa berada disini. Saat kita lahir, dimasukkan dalam noken dan dibesarkan. Kemudian segala jenis makanan pun bisa diisi di noken, itulah uniknya noken” katanya.

Selain itu, Pekei merasa bersyukur karena kali pertama masyarakat atau para mama-mama merayakan HUT noken yang ke-9 dengan acara pameran sekaligus mempromosikan hasil rajutannya.
“Saya bangga dan merasa bersyukur. Karena baru pertama kali saya melihat mama adakan pameran noken dalam memperingati HUT noken yang ke-9 ini,” ujarnya.
Dari pantauan media ini, Pemerintah Daerah Kabupaten Nabire belum nampak hadir selain Titus Pekei dan salah seorang anggota DPRD Kabupaten Deiyai. Walaupun Pemerintah Daerah tak nampak hadir, kegiatan pameran berjalan lancar berkat semangat mama-mama yang memperingati hari ulang tahun noken.
Sementara itu, Koordinator Umum, Melianus Kotouki mengatakan, untuk persiapan HUT noken yang ke-9 ini, pihaknya sudah melayangkan proposal bantuan kepada pemerintah tetapi pihak Pemerintah Daerah belum memberikan respons sehingga kegiatan ini dilaksanakan sesuai kemampuan yang ada dan acara terbukti berjalan lancar dan meriah.
“Kami sudah ajukan beberapa proposal bantuan kepada pemerintah tetapi belum ada respon dan kami laksanakan kegiatan ini apa adanya,” katanya.
Para mama Papua dari tujuh wilayah adat yang ada di wilayah Nabire turut meramaikan pameran. Mama-mama Papua ini masing-masing mempromosikan noken rajutan asli khas Papua di depan maupun luar gedung olahraga kabupaten Nabire Karel Gobai. Di halaman gedung nampak dipenuhi berbagai jenis noken rajutan asli mama-mama Papua yang dipromosikan sebagai warisan budaya asli yang melekat dan hidup di tengah masyarakat Papua.
Selain itu, pelaksanaan HUT noken ini juga diikuti beberapa komunitas yang ada di Nabire. Sejumlah kegiatan lainnya nampak turut menyukseskan HUT noken ini antara lain Futsal, lomba anyam noken, konser dan pameran. (Christian)