BINTUNI, JAGAMELANESIA.COM – Jembatan Merah yang melintang di atas Sungai Naramasa menjadi tempat pertemuan masyarakat Kuri Wamesa yang berada di 3 kabupaten di Papua Barat yaitu Kabupaten Kaimana, Teluk Bintuni dan Teluk Wondama.
Sungai Naramasa yang berada di Distrik Kuri Kabupaten Teluk Bintuni dahulu sangat sepi dan hanya dilewati beberapa perahu kajang, perahu yang beratapkan daun sagu. Kemudian pada tahun 1970-an perahu lombot milik pedagang China mulai melintasi Sungai Naramasa untuk mencari kulit buaya.
Laporan tim jagapapua.com pada Jumat (11/6) mengabarkan bahwa Jembatan Merah Sungai Naramasa yang menjadi penghubung ketiga wilayah administrasi pemerintahan di Provinsi Papua Barat kini mulai ramai dikunjungi masyarakat dan didukung dengan adanya sarana jalan dan Jembatan Merah yang melintang di atasnya.
Jembatan Merah tersebut dibangun oleh perusahan kayu PT. Wijaya Sentosa yang beroperasi di hutan adat marga-marga yang mendiami Kabupaten Teluk Wondama dan Teluk Bintuni. Selain itu, kini penebangan kayu juga berada di Distrik Kuri Kabupaten Teluk Bintuni.

Masyarakat kemudian ramai berkumpul dengan membuat tanda-tenda berdinding papan seadanya dan tinggal tepat di bantaran Sungai Naramasa. Masyarakat tersebut merupakan marga-marga yang mendiami hutan adat ini seperti Rensawa, Werbete, Koke, Pigo, dan beberapa lainnya seperti Samaduda, Rensawa, Werfete yang berasal dari Kaimana bersama dengan marga lainnya.
Selain itu, pantauan tim jagapapua.com terekam hubungan kontak sosial masyarakat Kuri Wamesa terlihat sangat erat diantara marga Rensawa, Werbete, Samaduda, Koke, Werfete. Kehidupan masyarakat di daerah tersebut bergantung dan bersatu dengan alam. (MW)